Bola.com, Jakarta - Musim 2024-25 bukanlah satu di antara musim paling mendebarkan dalam sejarah Premier League, meski liga ini tetap menyandang predikat sebagai yang terbaik di dunia.
Persaingan gelar juara dan zona degradasi sudah terselesaikan bahkan sebelum kalender berganti ke bulan Mei.
Advertisement
Satu-satunya persaingan yang benar-benar berlangsung hingga pekan terakhir hanyalah perebutan tiket ke Liga Champions — dan bahkan itu pun diwarnai lebih oleh kontroversi wasit ketimbang momen-momen penuh tensi tinggi di lapangan.
Premier League, seberapa datarnya pun satu musim berjalan, tetap merupakan panggung megah yang selalu menghasilkan momen-momen berkelas dan pemain-pemain yang pantas dikenang.
Sepanjang jalan tetap tersaji drama-drama menggetarkan yang jadi pengingat mengapa kita jatuh cinta pada liga ini. Laga-laga seperti inilah yang menjaga Premier League tetap hidup — di hati penggemar, dalam sejarah klub, dan di layar sorotan dunia.
Berikut adalah lima pertandingan yang layak dikenang sebagai “Game of the Season” — laga-laga penuh tensi, gol, dan kisah yang tak akan mudah dilupakan.
Latihan perdana Timnas Indonesia resmi dimulai di Bali United Training Center pada Senin (26/5/2026)! Para pemain dan jajaran pelatih mulai berdatangan untuk mempersiapkan diri jelang laga penting ke depan.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Everton 2-2 Liverpool (12 Februari 2025)
Goodison Park akan segera memasuki bab terakhir dalam sejarah panjangnya, digantikan stadion baru yang lebih megah dan modern. Namun, sebelum tirai ditutup, kita masih diberi satu lagi suguhan klasik: Derbi Merseyside yang penuh gairah dan nostalgia.
"Laga ini seperti ucapan perpisahan yang sempurna untuk Goodison," tulis seorang fan di media sosial.
Di lapangan, atmosfer panas khas derby tetap hidup, dengan kedua tim berbagi empat gol dan menyuguhkan ketegangan khas rivalitas sekota.
Advertisement
2. Newcastle United 3-3 Liverpool (4 Desember 2025)
Sebuah laga yang seperti ditulis oleh penulis drama terbaik Inggris — penuh kejutan dan putaran cerita.
Newcastle unggul 2-1 lewat gol Anthony Gordon di menit ke-62, tetapi Mohamed Salah membalikkan keadaan dengan dua gol cepat dalam 15 menit, membawa Liverpool yang pada akhirnya jadi juara liga unggul 3-2.
Namun, drama belum selesai. Penjaga gawang Caoimhín Kelleher gagal mengantisipasi tendangan bebas, dan Fabian Schär menyambar bola dengan sliding dari sudut nyaris mustahil untuk menyamakan kedudukan.
"Sebuah hasil gila," ujar Eddie Howe, manajer Newcastle, pascalaga.
3. Brentford 2-2 Manchester City (14 Januari 2025)
Jika ada satu tema dalam musim Manchester City kali ini, itu adalah keunggulan yang terbuang percuma, dan laga ini mungkin yang paling menyakitkan.
Setelah banyak peluang gagal, Man City unggul 2-0 lewat dua gol Phil Foden dalam 13 menit. Tetapi, Brentford menolak menyerah.
Yoane Wissa memperkecil ketertinggalan di menit ke-82, lalu Christian Nørgaard membuat stadion bergemuruh dengan sundulan di menit ke-95 yang menembus gawang Stefan Ortega.
Dua poin hilang di detik akhir, dan Man City dibuat terpaku.
Advertisement
4. Manchester City 2-1 Aston Villa (22 April 2025)
Setelah mengalami penurunan performa mengejutkan di pertengahan musim, Man City bangkit lewat rentetan 10 laga tak terkalahkan, banyak berkat suntikan pemain baru bernilai ratusan juta paun pada Januari lalu.
Kemenangan atas Aston Villa jadi titik balik paling penting. Setelah penalti Marcus Rashford sempat menyamakan skor, Matheus Nunes mencetak gol kemenangan pada menit ke-94 memanfaatkan umpan silang Jeremy Doku.
Hasil ini mengamankan satu tempat di Liga Champions dan menegaskan kebangkitan Man City.
5. Tottenham Hotspur 3-4 Chelsea (8 Desember 2025)
Jika Anda pencinta laga "popcorn" penuh gol dan kekacauan, inilah sajian terbaiknya. Di Eropa, Spurs sukses lewat gaya bertahan ala "sufferball" dan merebut trofi Liga Europa. Tetapi di liga, ketahanan mental mereka diuji — dan kalah.
Unggul 2-0 hanya dalam 11 menit berkat dua blunder Marc Cucurella, Spurs tampak di atas angin. Namun, Chelsea merespons dengan tiga gol di babak kedua, termasuk dua penalti Cole Palmer, untuk berbalik memimpin 4-2.
Son Heung-Min memperkecil skor di masa tambahan, tetapi Chelsea berhasil mempertahankan keunggulan hingga akhir.
Sumber: ESPN
Advertisement