Atrocious Decision, Penjualan Scott McTominay yang Kini Jadi Simbol Miskalkulasi MU

Keputusan yang disesali. Mengapa MU melepas Scott McTominay, kini diagungkan di Napoli.

BolaCom | Aning Jati Diperbarui 25 Mei 2025, 13:15 WIB
Scott McTominay dari Napoli merayakan gol pembuka di laga Serie A kontra Cagliari di Stadio Diego Armando Maradona, Naples, Italia, Jumat, 23 Mei 2025. (AP Photo/Gregorio Borgia)

Bola.com, Jakarta - Dari sekian banyak keputusan yang dipertanyakan di Manchester United (MU) dalam setahun terakhir, menjual Scott McTominay kini muncul sebagai satu di antara yang paling fatal.

Jumat malam kemarin di Italia atau Sabtu dini hari WIB (24-5-2025), McTominay menutup musim debutnya yang luar biasa di Napoli dengan mencetak gol salto spektakuler yang membuka jalan menuju kemenangan 2-0 atas Cagliari dan memastikan gelar juara Serie A.

Advertisement

Gol itu bukan sekadar penutup musim—itu adalah momen ikonik.

Sang gelandang Skotlandia berlutut dan menangis ketika peluit akhir berbunyi, disambut oleh lautan suporter Napoli yang memujanya seperti dewa, sebagaimana mereka pernah memuja Diego Maradona.

Di musim perdananya, McTominay langsung menjadi idola. Ia mencetak 12 gol dan dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Serie A, dengan pelatih Antonio Conte menyebutnya sebagai pemain yang "komplet".

Sementara itu, mantan klubnya, MU, justru terpuruk. Setan Merah finis di peringkat ke-16 Premier League dan baru saja kalah dari Tottenham di final Liga Europa. Maka, wajar muncul pertanyaan besar: bagaimana bisa MU melepas McTominay?

2 dari 5 halaman

Tekanan Finansial dan Aturan PSR

3. Erik Ten Hag - Pria berusia 49 tahun ini berhasil menyulap Ajax Amsterdam menjadi tim yang agresif. Selain itu Ia juga mampu memaksimalkan bakat muda seperti Frenkie De Jong, Matthijs De Ligt menjadi pemain yang fenomenal. (AFP/Kenzo Tribouillanrd)

Scott McTominay, yang bergabung dengan akademi MU sejak usia lima tahun dan menjalani debut senior di bawah Jose Mourinho pada 2017, dilepas musim panas lalu ke Napoli dengan harga hanya 25 juta paun (sekitar Rp549,2 miliar)—sebuah angka yang kini terlihat sangat murah.

Manajer saat itu, Erik ten Hag, sebenarnya ingin mempertahankannya.

Namun, ia mengungkap bahwa keputusan tersebut terpaksa diambil karena tekanan aturan Profitabilitas dan Keberlanjutan (PSR) Premier League, yang membuat penjualan pemain akademi seperti McTominay sangat menguntungkan secara akuntansi.

"Saya tidak menginginkan ini, tapi klub harus menyesuaikan diri dengan aturan," ujar Ten Hag.

"Aturannya, saya bahkan akan menyebutnya buruk, tapi itulah realitasnya. Kami terpaksa mengambil keputusan ini."

"Scott sangat penting untuk tim. Ia telah berada di Manchester United selama lebih dari 22 tahun. Tapi, pada akhirnya, ini adalah kesepakatan yang baik untuk semua pihak—Scott senang, Napoli mendapatkan pemain hebat, dan kami bisa menjaga keseimbangan finansial," ungkap Ten Hag.

3 dari 5 halaman

Tidak Pernah Menoleh ke Belakang

Scott McTominay, Gelandang bertahan berusia 27 tahun asal Skotlandia ini dipromosikan dari tim U-23 Manchester United ke tim senior sejak awal musim 2017/2018. Pada musim 2023/2024 ia telah mencetak 6 gol bagi MU dari 19 laga di Premier League dan sementara menjadi top skor MU musim ini. (AFP/Oli Scarff)

Keputusan untuk pindah ke Napoli sepenuhnya didorong oleh tekad McTominay sendiri. Ketika tawaran datang, ia tak ragu sedikit pun.

"Saya tidak menoleh ke belakang," katanya.

"Saya tahu ini yang saya inginkan, dan saya tidak akan pernah menyesal dalam hidup. Begitu saya memutuskan sesuatu, saya akan melakukannya sepenuh hati. Tak ada yang bisa menahan saya," lanjutnya.

4 dari 5 halaman

Banyak Kritik untuk MU

Pelatih Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer, masuk pelatih paling awet di Liga Inggris saat ini. Meski telah mengalami serangkaian hasil buruk, Nyatanya ole selalu selamat dari pemecatan. Berikut 6 pelatih paling awet di saat ini. (AFP/Oli Scarff)

Banyak pihak, dari mantan pemain hingga legenda klub, mengkritik keputusan MU tersebut.

Alan Shearer tak bisa menyembunyikan kekagumannya terhadap perkembangan McTominay di Napoli, sekaligus kebingungannya terhadap apa yang terjadi di Old Trafford.

"Saya penasaran apa yang dipikirkan Scott saat melihat United sekarang—atau lebih tepatnya, melihat ketidakberhasilan mereka di lapangan," kata Shearer.

"Saya yakin ia menyadari bahwa keputusannya tepat."

Ole Gunnar Solskjaer, yang pernah melatih McTominay di MU dan kini membesut Besiktas, menyampaikan sentimen serupa.

"Scott dan Fred adalah pemain yang selalu bisa Anda andalkan untuk memberikan 100 persen," ujar Solskjaer.

"Bagaimana bisa mereka menjual Scott, saya sungguh tidak mengerti," tambahnya.

5 dari 5 halaman

Mismanajemen Skala Besar

Gelandang Napoli asal Skotlandia #08, Scott McTominay, merayakan kemenangannya dalam pertandingan Serie A Italia antara Napoli dan Cagliari di stadion Diego Armando Maradona di Naples pada Sabtu dini hari WIB (24-5-2025). (Carlo Hermann/AFP)

Namun, komentar paling tajam datang dari Graham Souness. Mantan kapten Liverpool itu menyebut keputusan menjual McTominay sebagai "kesalahan besar sejak era Sir Alex Ferguson berakhir".

"Ia berusia 27 tahun, tidak memberatkan gaji klub, dan dijual seharga 25 juta paun. Seseorang di United seharusnya angkat tangan dan berkata, 'Itu keputusan saya'," kata Souness.

"Ini contoh nyata dari mismanajemen dalam skala besar sejak Fergie pensiun," ulasnya.

Sementara MU kini bersiap menghadapi musim panas penuh ketidakpastian akibat kegagalan lolos ke kompetisi Eropa, McTominay justru menjadi simbol kebangkitan Napoli.

Ia menutup musim dengan prestasi pribadi dan kolektif, memicu pesta panjang di kota Naples yang tak akan segera dilupakan.

 

Sumber: Metro

Berita Terkait

OSZAR »