Bola.com, Jakarta - Crystal Palace baru saja mencatat sejarah manis pada Sabtu lalu setelah mengalahkan Manchester City 1-0 di final Piala FA. Kemenangan ini tidak hanya mengakhiri puasa gelar besar mereka, tetapi juga membuka pintu menuju kompetisi Eropa musim depan.
Namun, kabar terbaru menyebutkan bahwa Palace bisa saja dilarang tampil di Liga Europa karena persoalan kepemilikan klub.
Baca Juga
Advertisement
Eberechi Eze mencetak satu-satunya gol dalam pertandingan di Wembley pada menit ke-16 lewat sebuah serangan yang rapi, meski Man City tampil lebih dominan sepanjang laga.
Gol itu cukup untuk membuat Palace meraih trofi Piala FA untuk pertama kalinya, dan mengamankan jatah otomatis ke Liga Europa musim depan, sebagaimana tertuang dalam regulasi turnamen.
Di tengah akhir masa baktinya bersama Real Madrid, Carlo Ancelotti membuat keputusan besar: melatih Timnas Brasil! Selecao mengambil langkah berani dengan mempercayakan tim yang sudah lama puasa gelar Piala Dunia kepada pelatih legendaris asal Italia...
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ancaman UEFA untuk Jatah Liga Europa Crystal Palace
Namun, di tengah euforia itu, muncul kekhawatiran dari laporan Evening Standard, yang menyebut Crystal Palace berpotensi melanggar aturan UEFA terkait kepemilikan ganda klub.
Masalah ini bermula dari sosok John Textor, satu di antara pemilik Palace yang juga merupakan pemilik mayoritas klub Ligue 1, Olympique Lyonnais, lewat perusahaan Eagle Football Group.
Eagle Football memiliki 43 persen saham di Crystal Palace dan 88 persen saham di Lyon. Lyon merupakan peserta reguler kompetisi Eropa dan baru saja tersingkir di perempat final Liga Europa musim ini oleh Manchester United lewat gol penentu Harry Maguire.
Aturan UEFA jelas menyatakan bahwa satu individu atau entitas hukum tidak boleh memiliki "kendali atau pengaruh" atas lebih dari satu klub yang berpartisipasi dalam kompetisi Eropa yang sama.
Dalam dokumen regulasi UEFA tentang integritas kepemilikan ganda klub, dijelaskan:
"Tidak ada individu atau entitas hukum yang boleh memiliki kendali atau pengaruh atas lebih dari satu klub yang berpartisipasi dalam kompetisi klub UEFA, termasuk memiliki hak suara mayoritas sebagai pemegang saham; memiliki hak menunjuk atau memberhentikan mayoritas anggota dewan klub; menjadi pemegang saham yang memiliki kendali atas mayoritas hak suara berdasarkan kesepakatan dengan pemegang saham lainnya; atau memiliki pengaruh menentukan dalam pengambilan keputusan klub dengan cara apa pun."
Advertisement
Potensi Skenario dan Dampaknya bagi Crystal Palace
Saat ini, Lyon duduk di peringkat keenam klasemen Ligue 1 dan berpotensi lolos ke Conference League musim depan. Namun, situasinya bisa berubah.
Jika Paris Saint-Germain (yang sudah lolos ke Liga Champions) memenangkan final Coupe de France melawan Reims akhir pekan ini maka slot pemenang piala akan diberikan ke tim berikutnya di klasemen—yakni Lyon.
Hal ini berarti, Lyon bisa naik ke Liga Europa dan langsung bersaing dengan Palace.
Jika UEFA menyimpulkan bahwa Textor memang memiliki pengaruh terhadap kedua klub maka Crystal Palace terancam diturunkan ke Conference League, sementara Lyon yang akan diprioritaskan tampil di Liga Europa.
Ini karena Lyon dipastikan akan finis lebih tinggi di liga domestik dibandingkan Palace, terlepas dari hasil pekan terakhir Premier League melawan Liverpool.
Meski begitu, laporan Evening Standard menyebut bahwa pihak Palace tetap optimistis. Klub yang kini menghuni posisi ke-12 klasemen Premier League itu yakin tidak ada pelanggaran aturan dan mereka akan tetap mendapatkan tempat di Liga Europa untuk musim 2025/26.
Â
Sumber: Give Me Sport