Kontroversi Piala Dunia Antarklub 2025 dengan Format Anyar: Tudingan Paksakan Lionel Messi Main, Hadiah Triliunan tapi Siksa Fisik Pemain

Dari sisi peserta, lolosnya Inter Miami juga memantik kontroversial. Keputusan FIFA untuk memberikan satu tempat kepada tuan rumah dan memberikannya kepada Inter Miami menegaskan betapa tidak transparannya kriteria kualifikasi untuk turnamen ini.

Sementara Liverpool, Barcelona, atau Napoli, tim yang baru juara di tiga liga paling bergengsi di Eropa justru tidak mendapat tempat.

Keputusan di atas menurut para kritikus menunjukkan keinginan besar FIFA melihat Lionel Messi tampil pada Piala Dunia Antarklub 2025.

Selain para juara kompetisi klub utama dari setiap konfederasi, tim-tim lain lolos berdasarkan peringkat yang diukur dari performa mereka selama periode empat tahun.

Ada juga kasus Club Leon, juara CONCACAF Champions Cup 2023, yang dikeluarkan dari turnamen hanya sebulan lalu karena kepemilikan bersama dengan tim lain yang juga lolos. Tempat mereka kini diisi oleh Los Angeles FC dari MLS.

FIFA berhasil mengamankan kesepakatan hak siar TV senilai 1 miliar dollar AS atau sekitar Rp16 triliun dengan platform streaming olahraga DAZN enam bulan sebelum turnamen, sehingga total pendapatan yang diharapkan mencapai 2 miliar dollar AS.

Hal ini membuat FIFA mengumumkan total hadiah sebesar 1 miliar dollar AS, dengan klub juara berhak menerima hingga 125 juta dollar AS.

Yang menarik, angka 125 juta dollar AS atau sekitar Rp 2 Triliun, 25 persen lebih besar dari yang didapat Paris St Germain dari seluruh 17 pertandingan mereka di Liga Champions.

Namun, jumlah uang tersebut tidak mampu meredam kekhawatiran tentang kondisi fisik pemain. Serikat pemain global FIFPro mengambil langkah hukum terhadap FIFA atas Piala Dunia Antarklub 2025 yang dinilai semakin mempersempit waktu pemulihan pemain yang baru saja menyelesaikan musim 2024/2025 yang super padat. 

"Banyak pemain bintang yang akan berlaga di FIFA Club World Cup musim ini tercatat sebagai pemain paling kelelahan atau paling banyak bekerja," tulis keterangan FIFPro di situs resmi mereka. 

Bayangkan seorang pemain yang timnya lolos sampai ke final Piala Dunia Antarklub 2025 harus menjalani total tujuh laga ekstra dengan intensitas berat. Artinya menit bermain mencapai 630 menit selama turnamen tersebut. 

Itupun dengan estimasi semua berjalan pada waktu normal. Bisa dibayangkan kaki-kaki Ousmane Dembele, Lautaro Martinez, Lamine Yamal yang sudah sangat lelah.

Apalagi beberapa pemain yang mentas di Piala Dunia Antarklub terlebih dahulu menunaikan tugas bersama tim nasional masing-masing. 

Selain itu, masih ada kekhawatiran tentang kondisi lapangan setelah Copa America musim lalu, di mana banyak sorotan tertuju pada kondisi lapangan yang di bawah standar dan dimensi lapangan yang lebih kecil.

Beberapa lapangan yang menggelar Piala Dunia Antarklub 2025 berukuran 100 x 64 meter, 740 meter persegi lebih kecil dari standar FIFA, yang memicu ketidakpuasan di kalangan pemain dan pelatih.

FIFA telah memberikan jaminan bahwa kali ini mayoritas stadion yang juga menjadi tempat bertanding event NFL yang akan memenuhi spesifikasi standar.

Lalu memastikan semua venue menggunakan rumput alami dan mengikuti dimensi standar regulasi 105 x 68 meter.

Dibagi dalam delapan grup berisi empat tim, kandidat terkuat juara Piala Dunia Antarklub 2025 di antaranya Real Madrid, juara enam dari 12 Liga Champions terakhir, serta raksasa Jerman Bayern Munchen dan juara Liga Inggris serta Liga Champions 2023, Manchester City.

Juara Eropa PSG menjadi tim paling on fire menuju turnamen ini setelah kemenangan bersejarah 5-0 atas Inter Milan di final Liga Champions pada Sabtu lalu.

Namun mereka harus masuk di Grup B yang berat, menghadapi juara Amerika Selatan dan Brasil Botafogo, juara CONCACAF 2024 Seattle Sounders, serta raksasa Spanyol Atletico Madrid.

Bagi FIFA, Piala Dunia Antarklub 2025 adalah gladi resik sekaligus referendum atas selera Amerika terhadap olahraga ini. Tujuan utamanya adalah aspek komersial jelang Piala Dunia 2026 yang akan diselenggarakan bersama oleh AS, Meksiko, dan Kanada.