Bola.com, Jakarta - Dua klub asal Milan kini menduduki posisi teratas dalam hal enterprise value di Serie A, menggusur Juventus yang selama ini mendominasi.
Penurunan nilai Juventus disebut berkaitan erat dengan dampak finansial dari era Cristiano Ronaldo dan pandemi COVID-19.
Baca Juga
Advertisement
Laporan tahunan ke-10 Football Clubs’ Valuation yang dirilis oleh Football Benchmark mengungkapkan peringkat 32 klub sepak bola paling berpengaruh di Eropa berdasarkan nilai perusahaan mereka (enterprise value), sebuah indikator yang mencakup kinerja keuangan, popularitas, dan potensi pendapatan masa depan.
Real Madrid kembali memimpin daftar tersebut dengan nilai perusahaan mencapai 6,3 miliar euro (sekitar Rp116,7 triliun). Dua klub asal Manchester—City dan United—menguntit di belakang dengan nilai masing-masing di atas 5 miliar euro (Rp92,6 triliun).
Namun, yang paling menarik perhatian dalam edisi kali ini adalah pergeseran signifikan di kancah sepak bola Italia. Untuk kali pertama, Juventus tidak lagi menjadi klub dengan nilai tertinggi di Serie A. Posisi tersebut kini ditempati oleh AC Milan.
Kenapa dua pemain penting Timnas Indonesia, Sandy Walsh dan Elkan Baggott, tidak dipanggil dalam laga internasional terbaru? Pelatih kepala Timnas, Patrick Kluivert, akhirnya buka suara!
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Dominasi Baru dari Kota Milan
AC Milan kini memegang nilai perusahaan tertinggi di Italia dengan estimasi 1,8 miliar euro (Rp33,3 triliun), mengalami kenaikan tajam sebesar 26% dibandingkan tahun sebelumnya.
Kinerja ini menempatkan mereka di antara klub-klub Eropa dengan pertumbuhan terbaik, bersama Arsenal (naik 29%), Eintracht Frankfurt (32%), Real Sociedad (35%), dan Aston Villa (42%).
Sementara itu, Inter Milan berada di posisi kedua di Serie A dengan nilai perusahaan sebesar 1,7 miliar euro (Rp31,4 triliun), meningkat 20% dari tahun lalu.
Di sisi lain, Juventus mencatatkan penurunan nilai sebesar tiga persen dalam 12 bulan terakhir. Kini nilai mereka berada di angka 1,6 miliar euro (Rp29,6 triliun), turun signifikan dibandingkan posisi mereka beberapa tahun lalu.
Advertisement
Lima Tahun yang Mengubah Segalanya
Kondisi ini sangat kontras dengan situasi lima tahun lalu. Pada 2020, nilai perusahaan Juventus berada di angka 1,7 miliar euro, jauh di atas Inter (983 juta euro) dan Milan (526 juta euro).
Andrea Sartori, CEO sekaligus pendiri Football Benchmark, menberikan penjelasan kepada La Gazzetta dello Sport.
"Juventus tanpa diragukan telah kehilangan keunggulan kompetitif yang sempat mereka miliki hingga awal pandemi COVID-19. Dengan mendatangkan Cristiano Ronaldo, mereka justru masuk ke dalam spiral biaya yang tidak berkelanjutan, dan baru sekarang mereka mulai memangkasnya," jelas Sartori.
Situasi finansial Juventus mencerminkan bagaimana keputusan besar di masa lalu, termasuk investasi untuk mendatangkan pemain bintang, dapat membawa konsekuensi jangka panjang—terutama ketika dihadapkan dengan krisis global seperti pandemi.
Â
Sumber: Footbal Italia